TUGAS YANG TERLUPAKAN DAN PALING SULIT YAITU BERDAKWAH DAN ISTIQAMAH
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Januari 2015

Kisah Pastor yang masuk Islam


Kisah akhir pastor di amrik yang gigih memurtadkan orangTAK ada yang perlu dicari Skip Estes muda dalam hidup, kecuali melangkah nyaman di jalan yang sudah terbentang mulus. Ia sudah punya apa yang diinginkan kebanyakan orang Amerika: kekayaan, usaha, keluarga bahagia, dan tampang yang boleh juga. Tambahan, ia punya kegiatan yang mulia: mengajak orang-orang kepada agama Kristen – kepada jalan Yesus Kristus.
Ya, disamping pebisnis alat-alat musik dan pemilik studio musik, stasiun radio dan TV lokal, iapreacher – di Indonesia lazim disebut pastor, yakni penyeru agama dalam Protestan.
Dengan semua anugrah itu, ia selalu tampak bergairah, gembira dan bersemangat. Juga ketika ayahandanya, seorang ordain minister [pendeta senior], bilang padanya: “Kita akan berbisnis dengan seseorang dari Kairo, Mesir.”
“Baik ayah,” jawab Skip.
“Dan dia ‘Moslem’,” kata ayahnya lagi.
“Hah? Aku tidak mau ayah! ‘Moslem’? Mereka kan teroris, tukang meculik orang, membajak. Mereka tak percaya Tuhan. Mereka itu mencium tanah lima kali sehari dan menyembah kotak hitam di gurun pasir,” cerocos Skip.
“Ah, kamu harus ketemu dia. Ini bisnis,” desak ayahnya.
Merasa tak kuasa melawan, ia masih mengajukan syarat: “Baik. Aku mau ketemu dia. Tapi akan kukristenkan dia!”
“Kamu lakukan apa yang menurutmu bagus ,” pungkas ayahnya.
****
Hari pertemuan pun tiba. Skip sengaja menemui ‘tamu Kairo’ itu sepulang dari gereja pada hari minggu, dengan pakaian kebaktian lengkap dan injil di tangan, ditemani istri.
Ketika melihat sang tamu, ia kaget campur heran. “Kok ‘Moslem’ begini?” pikirnya. Sebelumnya ia membayangkan akan bertemu pria bercambang-jenggot, baju panjang dan bersorban. Tapi yang dilihatnya jauh dari bayangan itu: Muhammad Abdurrahman, nama tamu itu, berpakaian biasa: kemeja dan celana panjang, wajah kelimis, tak ada bulu-bulu di wajahnya. Bahkan di kepala pun tak ada! Dia botak.

Dosa Besar : Meninggalkan Sholat


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” (Maryam 59-60)
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Makna menyia-nyiakan shalat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya.”  (Diriwayatkan Ibnu Jarir 16/17)

Hidup adalah Berbisnis dengan Allah


“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (QS. At Taubah: 111)
Dalam hadits riwayat Ibnu Jarir dikisahkan, seorang sahabat, namanya Abdullah bin Rawahah Radhiyallahu ‘Anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Apa saja kewajiban terhadap Tuhanmu dan dirimu yang kamu tetapkan atas diriku?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Aku telah menetapkan agar selalu beribadah kepada Tuhan dan tidak syirik dengan apapun. Sedangkan terhadapku, agar selalu menjagaku sebagaimanan kamu menjaga diri dan hartamu.”
Ia bertanya lagi, “Apa balasanku, jika aku melaksanakan semuanya?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Surga balasannya.”
Ia lalu berkata,”Itu merupakan jual beli yang menguntungkan. Kami takkan membatalkannya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, dikutip dari Dr. Ahmad Hatta, MA., 2009).

Pergantian Langit dan Bumi pada Hari Kiamat


Allah berfirman,
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (QS. Ibrahim: 48).
(Yaitu) pada hari Kami menggulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya. (QS. Al-Anbiyaa: 104).
Manusia berada di mana saat pergantian langit dan bumi?
Dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anh maula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata, ‘Aku berdiri di sisi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu datang salah seorang dari pendeta Yahudi … Orang Yahudi itu berkata, ‘Manusia berada di mana saat terjadi pergantian langit dan bumi?’ Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Mereka di dalam kegelapan sebelum jembatan.’ Dalam satu riwayat: ‘di atas titian‘.” (HR. Muslim No. 315 dan No. 2791 dari Aisyah radhiyAllahu ‘anha)
Tempat Berhenti yang sangat panas dan huru haranya?
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan semua makhluk setelah membangkitkan mereka dalam satu tanah terbuka di halaman depan hari kiamat dalam kondisi tidak beralas kaki, tidak berpakaian, lagi tidak dikhitan. Dan hal itu untuk memberi keputusan, dan manusia berkeringat menurut ukuran amal perbuatan mereka (semasa hidup di dunia).
Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiyallahu ‘Anh berkata bahwa: ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Matahari berada di dekat semua makhluk pada hari kiamat, sampai ada yang berada di dekat mereka seperti ukuran mil. Dalam berkeringat, manusia juga menurut amal ibadah mereka. Di antara mereka ada yang sampai dua mata kakinya, ada yang sampai dua lututnya, ada yang sampai dua pinggangnya, dan ada yang dikekang (digenangi) oleh keringat. Al-Miqdad bin al-Aswad Radhiyallahu ‘Anh berkata: ‘Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengisyaratkan ke mulutnya.” (HR. Muslim No. 2864.)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anh, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Pada hari kiamat, Allah Subhanahu wa Ta’ala memegang bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirmanAku adalah Sang Raja, di manakah raja-raja di bumi?” (HR. Bukhari No 7382 dan Muslim No. 2787)

Kemenangan Dalam Perspektif Al Qur’anul Karim


Sesungguhnya kemenangan itu tidak datang dengan sendirinya, tidak turun tanpa tujuan dan tidak diperoleh secara kebetulan.
Kemenangan mempunyai hukum dan aturan main sebagaimana yang diabadikan Allah dalam kitab-Nya alqur`anul karim untuk diketahui oleh hamba-hamba-Nya yang mu`min agar menjadi panduan bagi mereka.
1. Hukum Pertama
Sesungguhnya kemenangan itu hanya dari sisi Allah.
Orang yang dimenangkan Allah tak mungkin bisa dikalahkan oleh siapapun dan kapanpun juga, meski seluruh manusia di muka bumi ini bersatu padu untuk mengalahkan mereka sebaliknya orang yang dikalahkan Allah tidak mungkin bisa meraih kemenangan walaupun mereka memiliki pasukan dan perlengkapan yang melimpah.
Inilah yang disebutkan oleh alqur`an dengan jelas dan gamblang yang tidak bisa ditawar lagi :
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ [آل عمران/160]
jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.
وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ [الأنفال/10
dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ada kalanya Allah memenangkan yang sedikit sehingga yang sedikit itu dapat mengalahkan yang banyak, seperti peristiwa Thalut dan Jalut.
Allah memenangkan Thalut dan pasukannya atas Jalut dan pasukannya padahal pasukan Jalut dan perlengkapannya jauh lebih unggul. Pada awalnya pasukan Thalut merasa takut melihat pasukan Jalut yang tampak hebat dan kuat, mereka merasa pesimistis dapat mengalahkan pasukan Jalut namun orang yang merasa yakin dan memiliki iman yang kokoh berkata kepada mereka : ” berapa banyak kaum yang sedikit mengalahkan kaum yang banyak dengan izin Allah, sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar “. inilah yang dipaparkan Allah dalam alqur`an :
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ [البقرة/249

5 Perkara Ghaib yang Tidak Diketahui Manusia


Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al Luqman: 34)
Sering kita dengar, orang-orang hanya mengaitkan masalah-masalah yang ghaib dengan hal-hal mistis, yang ghaib ialah hal-hal yang menakutkan, malah banyak orang yang berani menerangkan hal ghaoib tanpa ia merujuk kepada Al Quran dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hanya praduga-praduga, kira-kira dan semacamnya, Akhirnya ia jatuh pada kesesatan, ia sesat dan menyesatkan siapa yang mendengarkannya.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda dalam hadits yang panjang, yang telah diriwayatkan oleh Syaikhani, Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim,
خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ }
“Ada lima perkara (ghaib) tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, kemudian Rasul membaca (QS Luqman 34) : (1)sesungguhnya hanya disisiNya lah ilmu tentang hari kiamat; (2)Dan Dia yang menurunkan hujan; (3)Dia yang mengetahui apa yang ada dalam rahim; (4)dan tidak ada orang yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakan/diperoleh  besok, (5)dan tidak ada seorangpun yang mengetahui di bumi mana ia akan meninggal dunia. Sesungguhnya Allah maha mengetahui, maha mengenal.”
 Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada seorangpu tahu kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala;
1.    Hari Kiamat
Tidak ada makhluk didunia ini, jin, manusia, nabi dan malaikatnya yang mengtahui kapan terjadinya hari kiamat, tahun apa, bulan apa, minggu apa, hari apa, jam berapa dan menit berapa, melainkan Allah satu-satunya, juga hambaNYa Dalam ayat lain Allah menceritakan,
“mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, ‘kapan terjadinya?’ katakanlah!, ‘sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan kapan terjadinya kecuali Dia.” (QS Al-A’rof 187)
Dalam hadits JIbril yang masyhur, Rasul ditanya tentang hari kiamat, kemudian beliau menjawab“mal-mas’uulu ‘anha bi a’lama minas-sa’il (yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya)”,artinya yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu. Kemudian rasul hanya menjelaskan tentang tanda-tandanya saja.
Kemarin kita dihebohkan dengan wacana yang dikeluarkan oleh salah satu suku di negeri jauh sana yang menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahu 2012, bahkan ini difilmkan dan filmnya laris manis menjadi tontonan dan perbincangan disetiap Negara bahkan.
Apakah benar kiamat akan terjadi pada tahun 2012 seperti yang mereka katakana? Jawabannya : bisa lebih cept, bisa juga lebih lambat, wallahu a’lam. Tidak ada yang mengetahui kepastian kiamat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sudah dijelaskan diatas bahwa Rasul dan JIbrilpun yang sudah jelas kedekatannya dengan Allah saja tidak tahu, apalagi orang biasa yang tidak jelas apakah ia sholeh atau tidak.
2.    Turunnya Hujan
Begitu juga dengan hujan, tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti kapan hujan akan turun. Dan ketika hujan turun tidak ada seorangpun yang tahu kapan hujan ini akan berhenti. Dan dimana hujan itu akan turun. Namun jika Allah memrintahkan maka malaikat yang bertugas akan tahu kapan dan dimana hujan itu turun.

Galau, Dari Sudut Pandang Psikologi


Galau, sudah tidak asing lagi didengar oleh kalangan remaja hingga dewasa awal. Bila diperhatikan, tidak jarang kita menemui status facebook atau twitter yang berisi kegalauan dari pemilik akun. Biasanya mereka menunjukkan kegalauan dengan status mengeluh, menunjukkan diri sedang resah, bingung, dan pikiran kacau. Bagaimana sebenarnya galau dilihat dari sisi psikologi? Apakah ini termasuk gangguan atau tidak?
Galau dalam KBBI memiliki persamaan kata dengan kacau pikiran, bimbang, bingung, cemas dan gelisah. Kata galau akan lebih tepat bila disebut bimbang, namun pengertiannya lebih pada arah bentuk kecemasan seseorang.
Kecemasan adalah perasaan tak nyaman berupa rasa gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologis dan fisiologis. Kecemasan dalam kadar normal merupakan reaksi atas stress yang muncul guna membantu seseorang dalam merespon situasi yang sulit.
Kecemasan dapat dimasukkan dalam teori psikoanalisis. Freud mengatakan kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.
  • Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada besarnya ancaman.
  • Kecemasan neurotik adalah rasa takut bila instink atau keinginan pribadi akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
  • Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

Galau Tanda Tak Mampu

Galau, sebuah kata yang akhir-akhir ini nge-trend dikalangan remaja dan kaum muda di negeri ini. Kata yang menggambarkan suasana hati seseorang yang sedang kacau, bingung, resah, gelisah dan sedih. Merasa ada sesuatu yang ingin diutarakan namun belum tersampaikan, atau sesuatu yang ingin dilakukan namun belum terealisasikan. Apapun definisinya? Galau adalah sebuah penyikapan yang dilakukan oleh seseorang atas masalah yang menimpanya. Setiap orang  memiliki masalah dengan kadar yang berbeda, perbedaan itu telah sedemikian sempurna hingga mustahil Allah memberikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh hambaNya. Allah menguji kita sesuai tingkat keimanan kita kepada-Nya. Ujian dari Allah bertujuan untuk membuktikan kebenaran keyakinan keimanan seseorang, apakah ia layak disebut orang beriman ataukan orang munafik yang hanya menampakkan zahirnya dan menyembunyikan batinnya.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah: 155)
Berbagai cara dilakukan untuk menyelesaikan masalah ataupun kegalauan yang menimpa seseorang. Sebagaian besar memanfaatkan jejaring sosial sebagai media mempublikasikan kegalauannya. Mayoritas orang yang galau suka melebih-lebihkan masalah yang menimpanya. Hal yang mereka lakukan ini adalah bukti bahwa mereka adalah orang yang tak mampu menerima ujian yang menimpanya. Penyikapan seseorang atas masalah yang menimpanya menunjukkan tingkat pemahaman mereka terhadap masalah itu sendiri.
Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan di bumi. Apabila kamu menampakkan atau menyembunyikan apa yang ada pada dirimu, maka Allah akan memperhitungkan kamu lantaran perbuatan itu. Lalu Dia mengampuni orang yang dikehendaki-Nya dan mengazab orang yang dikehendaki-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Al Baqarah: 284)
Penggalau adalah sedikit orang yang tak mampu menyalurkan resah mereka dengan cara yang benar, padahal cukuplah Allah bagi kita, tidak ada Tuhan selain diriNya. Hanya kepadaNya kita bertawakkal..”
Status berisi keluhan, kegalauan, kebimbangan kadang ditulis dengan berlebihan, padahal mengeluh tidak menyelesaikan masalah yang menimpanya. Galau tidak memberikan solusi atas masalah seseorang. Galau hanya menambah beban bagi pelakunya. Kegalauan seseorang menunjukkan bahwa ia tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, padahal Allah telah berjanji bahwa Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Penggalau adalah orang yang tak mampu menemukan solusi yang hakiki. Mereka mencari solusi pada tempat yang mustahil memberikan solusi. Padahal sudah jelas bahwa sabar dan shalat adalah sebaik-baik cara untuk mendapatkan solusi yang hakiki.
Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan Sholat dan sesungguhnya Sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” (QS Al Baqarah: 45)
Allah SWT adalah Rabb yang Maha Baik, maka apapun yang Dia tetapkan adalah kebaikan. Penggalau tak mampu memahami bahwa semua yang Allah tetapkan kepada makhluk-Nya adalah baik. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.Orang yang galau adalah orang yang tak mampu mengetahui hakikat dari ujian yang menimpa dirinya padahal sungguh tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri kita melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Allah SWT menciptakan kita. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
Orang-orang yang galau adalah orang yang belum mampu bersyukur, padahal sesungguhnya ujian dan cobaan, susah dan senang, gagal dan sukses semua adalah nikmat yang patut kita syukuri. Nikmat karena sungguh terdapat hikmah bagi orang-orang yang berfikir. Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusan adalah kebaikan baginya, dan hal ini tidak diberikan kepada seorangpun kecuali orang mukmin. Jika mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu adalah baik baginya, dan jika ditimpa bencana maka ia selalu bersabar dan itu adalah baik baginya. Kesenangan, kesuksesan dan kenikmatan mengajarkan kita bagaimana bersyukur dan lebih memacu dalam berbuat kebaikan sehingga Allah pun menambahkan nikmat-Nya lebih banyak lagi. Sedangkan ujian, cobaan, kesusahan dan kegagalan akan membuat kita lebih berhati-hati dan merupakan sebuah peringatan dari Allah SWT agar tidak larut dalam kemaksiatan.
Penggalau adalah orang yang tak mampu memahami bahwa masalah yang menimpanya adalah ujian yang dapat meningkatkan derajatnya disisi Allah. Bagai seseorang yang akan naik kelas maka pasti akan diuji terlebih dahulu, jika ia mampu menyelesaikan ujian itu ia akan lulus, namun jika gagal maka ia akan tetap pada kelasnya. Begitupun ujian dalam kehidupan ini, berat dan ringannya ujian di sesuaikan dengan kedudukannya dihadapan Allah. Para nabi adalah orang yang paling banyak mendapat ujian. Seseorang diuji berdasar tingkat ketaatannya kepada Allah SWT. Jika ia adalah orang yang kuat agamanya, maka kuat pula ujian baginya. Bagai sebuah permisalan semakin tinggi pohon semakin besar angin yang menerpanya.
Orang yang sedang galau adalah orang yang tak mampu bersabar atas ujian dari Allah SWT. Merasa diri mereka sebagai orang yang paling menderita, mengumbar seakan-akan lemah tak berdaya. Padahal sesungguhnya musibah dan masalah adalah sarana untuk melatih kesabaran. Kita tidak akan dapat bertahan dalam sebuah kebaikan kecuali dengan bersabar. Kita tidak dapat mentaati Allah SWT dan menjauhi kebatilan kecuali dengan sabar. Surga adalah hadiah tertinggi bagi orang-orang yang sabar dalam ujian.Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu.

Ukhti, Kenali Dirimu dan Tuhanmu


Berangkat dari sebuah cerita sehari-hari, sebut saja terjadi pada saya dan seorang teman perempuan. Kala itu, saat matahari tengah berada di sepenggal jum’at, kami sedang sibuk memilih jajanan ringan. Lebih tepatnya, teman saya tersebut yang berjuang mondar-mandir mengumpulkan berbagai rupa makanan untuk mengganjal perutnya yang terbiasa tidak sarapan pagi. Saya, berdiri manis di sampingnya pun pura-pura ikut sibuk memilih. Yang sebenarnya, saya sedang sibuk memperhatikannya dan belajar memahami seorang wanita yang baru sepekan ini mendapati terlambat datang bulan (haid). Berdasarkan hasil test pack tergores dua garis merah tanda positif kehamilannya. Teman saya tersebut terlihat sangat riang. Ia menyapa penjaga toko dengan amat ramah. “Tidak, mbak! Maaf, saya tidak makan itu karena sedang isi.” katanya berulang-ulang.
Begitulah, rasa bahagia usai membuncah hari itu. Setelah lima belas bulan pernikahan, akhirnya teman saya merasakan detak-detak kehidupan akan bertunas di dalam rahimnya. Saya tersengat ikut merayakan bahagianya siang terik itu. Akan tetapi, sempat terlintas dalam benak ini, “Apakah dia ini berlebihan?” Saya berpikir, mungkin saja dari sekian banyak penjaga toko tadi terdapat seorang wanita yang telah lebih lama menunggu kehadiran buah hati penghias pernikahannya. Sudah menahun ia meraba-raba perutnya yang tak kunjung berdenyut. Berkali menahan perih kala ditanya kapan punya momongan? Berulang pula memendam cemburu pada wanita-wanita yang lebih dulu diberi kabar gembira dari langit itu.

Syaikh Abdur Rahman As-Sudais


Televisi Saudi biasa menayangkan acara religi setiap pekan dengan mengundang seorang pakar atau Syaikh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan melalui telepon.
Suatu ketika, acara tersebut mengundang Syaikh Abdur Rahman As-Sudais yang juga merupakan Imam Masjidil Haram. Beliau menjawab semua pertanyaan hingga tiba giliran pertanyaan dari telepon seorang wanita yang meminta mimpinya ditafsirkan.
Wanita itu mengatakan, bahwa dirinya mimpi berada di Masjidil Haram dan melihat seseorang melakukan thawaf sambil telanjang. Wanita itu menambahkan juga bahwa dirinya mengenali orang itu, kendati dia tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh darinya.
“Semua orang juga mengenalinya,” imbuhnya.
“Jadi, bagaimana tafsir mimpi ini?” tanya wanita itu.
Syaikh As-Sudais menjawab, “Orang ini adalah berita gembira. Jadi, tafsir mimpi Anda adalah bahwa orang ini -insya Allah-bersih dari dosa dan Allah meridhainya. ”
Wanita itu membalas, “Apa pendapat Anda bila saya katakan pada Anda, bahwa orang yang saya lihat dalam mimpi saya itu adalah… Anda?”
Syaikh As-Sudais yang mulia ini terdiam dan hanya linangan air matanya yang jatuh bercucuran membanjiri wajahnya.
Maha Suci Engkau, ya Tuhan. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ahli Surga. Allahumma amiin.
Aly Raihan El-Mishry

Maulid Nabi: Antara Sejarah dan Amalan Ibadah


Para sarjana sejarawan Islam berbeda pendapat tentang tanggal sebenarnya kelahiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sementara hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim hanya menyebut bahwa Beliau lahir pada hari Senin tanpa menyebut hari bulannya. Siapa saja yang membaca karya-karya sejarah Islam yang besar sepertiAl Bidayah wa Al Nihayah oleh Al Imam Ibn Katsir (meninggal 774H) akan melihat berbagai pendapat tentang tanggal dan bulan kelahiran Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bagi yang berpendapat Beliau lahir pada Bulan Rabi’ul Awwal, mereka berbeda pendapat pula dalam menentukan tanggalnya. Ada yang menentukan pada tanggal 8, ada yang pada tanggal 9, ada pula pada tanggal 12 seperti yang menjadi anggapan orang banyak, ada juga pada tanggal 17 dan seumpamanya. Di samping di sana ada pula sarjana Islam yang menyatakan Beliau lahir pada Bulan Ramadan dengan hujah-hujah mereka yang tersendiri.
Apa pun yang penting, sejarawan Timur atau Barat, Utara atau Selatan tidak pernah berbelah pendapat tentang lahirnya seorang insan bernama Muhammad bin ‘Abdillah yang diikrarkan oleh umat Islam sebagai rasul terakhir yang diutus Allah. Hal ini berbeda dengan Jesus yang berada dalam gambaran Barat. Sebagian ahli kajian mereka mempertikaikan tentang kelahiran Jesus itu sendiri.
Pentingnya Maulid
Kelahiran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah peristiwa yang amat penting karena ia peristiwa yang memulaikan episode baru bagi kehidupan manusia sejagat. Penentuan tanggal atau bulan secara tepat bukanlah faktor utama. Tidak dapat menentukan tanggal lahir yang pasti, bukan berarti seseorang itu tidak berwujud. Entah berapa banyak nabi, tokoh, individu yang gagal diketahui tanggal kelahiran mereka, tetapi mereka ada dan telah mewarnai sejarah.